Telah diterbitkan di Majalah Forum Keadilan 18 Mei 2003
.......Mungkin disinilah awal terjadinya titik noda pada proses reformasi. Nafsu untuk melengserkan seorang Suharto terlalu menggebu dan sangat besar, sehingga mengalahkan nalar. Kebiasaan lama yang tidak memperdulikan perasaan orang lain muncul kembali tanpa disadari. Kemenangan yang dicapai ternyata mengaburkan mata dan hati. Seorang Suharto saja dengan orde barunya masih memberikan tempat yang sama-sama layak kepada jenderal dan pembantunya. Namun sebuah orde yang menyandang nama besar reformasi ternyata membedakan mahasiswa, pesuruh dan makhluk Tuhan lainnya yang masih sama-sama berkaki dua. Pemimpin dan pers sama terlenanya.........
Untuk selengkapnya silakan klik icon play dibawah, selamat menikmati..!
Untuk selengkapnya silakan klik icon play dibawah, selamat menikmati..!
No comments:
Post a Comment